Eskalasi Krisis Ukraina

Eskalasi Krisis Ukraina

Chusnan Maghribi  ;   Alumnus Hubungan Internasional FISIP
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
SUARA MERDEKA,  12 Maret 2014
                                                                                                                        
                                                                                         
                                                                                                             
ESKALASI krisis Ukraina sampai pada situasi yang cukup mencemaskan. Isu pemicu krisis pun bergeser dari soal pelengseran Presiden Victor Yanukovich pro-Moskow oleh oposisi pro-Barat ke upaya aneksasi Semenanjung Crimea oleh Rusia. Setelah Rusia menempatkan personel militer di Crimea meyusul pemakzulan Presiden Yanukovich oleh parlemen (23/2/14), Amerika Serikat (AS) menerjunkan kapal perang USS Truxton ke Laut Hitam. Amerika bahkan berencana memperbanyak penempatan pesawat tempur di kawasan Baltik. Washington memang menempuh langkah itu dalam rangka latihan bersama North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Bulgaria dan Rumania (SM, 8/3/14).

Namun, penempuhan langkah yang bersamaan dengan makin memanasnya krisis Ukraina, tentulah sulit dibantah bahwa tindakan tersebut juga dimaksudkan untuk merespons manuver militer Rusia. Amerika memutuskan mengirim kapal USS Truxton hanya sesaat setelah rangkaian negosiasi empat pihak di Paris (5/3) dan di Roma (6/3), antara Menteri Luar Negeri  (Menlu) AS John Kerry, Menlu Prancis Laurent Fabius, dan Menlu Italia Federica  Mogherini dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov, guna mencari solusi politik krisis Ukraina gagal mencapai konsensus.

Dengan menerjunkan USS Truxton dan memperbanyak  menempatkan pesawat tempur di Baltik, AS berharap Kremlin memahami Gedung Putih. Pentagon juga tidak ragu sedikit pun menyikapi krisis Ukraina sehingga Moskow mau memperlunak sikapnya serta bersedia menarik mundur tentaranya dari Semenanjung Crimea. Apakah harapan itu akan terpenuhi, dalam arti Rusia mau menarik mundur tentaranya dari Crimea?

Gelagat yang tampak, harapan tersebut tak bakal terpenuhi. Mustahil Rusia mau menarik mundur pasukannya dari Crimea. Dalam percakapan via telepon dengan Presiden AS Barack Obama (7/3), Presiden Rusia Vladimir Putin secara diplomatis mengatakan Rusia tidak bisa mengabaikan permintaan bantuan para pengguna bahasa Rusia di Ukraina.

Multietnis

Ukraina termasuk negeri multietnis dan multibahasa. Jumlah total penduduk Ukraina saat ini 47,73 juta jiwa, terdiri atas beberapa etnis, di antaranya etnis Chernihiv, Kharkiv, Mykolaiv, Donetsk, Dnepropetrovsk, Kirovohrad, Luhansk, Khersan, Zaporizhia dan Tatar. Dalam komunikasi sehari-hari mereka menggunakan dua bahasa utama: Ukraina dan Rusia. Mayoritas pemakai Bahasa Ukraina tinggal di wilayah bagian tengah dan barat Ukraina. Adapun mayoritas pengguna Bahasa Rusia bermukim di bagian timur dan tenggara Ukraina, termasuk Crimea.

Crimea adalah semenanjung yang terletak di pesisir  utara Laut Hitam. Letak yang menjorok ke Laut Hitam, tampak seperti pulau dengan selajur  wilayah (tanah) di utara, menghubungkannya dengan daratan utama Ukraina. (..??)
Indeks Prestasi

Post a Comment